Froogy Ndut. Diberdayakan oleh Blogger.

5 Kejanggalan di Balik Insiden Kecelakaan Dahlan Iskan di Ngerong


Kecelakaan yang dialami oleh Dahlan Iskan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memang terus menjadi sorotan publik di Tanah Air. Bahkan, kejadian itu sempat 'menenggelamkan' berita santer kecelakaan BMW X5 yang dialami oleh Rasyid Rajasa selaku putra Menteri Perekonomian, Hatta Rajasa.

Jelas, kecelakaan yang dialami oleh Dahlan Iskan menjadi 'magnet' bagi pemerhati dan pecinta mobil di Indonesia. Ini dikarenakan kecelakaan tersebut melibatkan mobil listrik Tucuxi yang dipamerkan beberapa hari lalu.

Kecelakaan ini terjadi saat Dahlan mengendarai Tucuxi dari Solo menuju Magetan. Perjalanan tersebut merupakan bagian dari uji kendaraan mobil listrik dengan jarak tempuh kurang lebih 1.000 km.

Namun naas, dalam sesi test drive itu Dahlan dan satu orang rekannya bernama Ricky menabrak tebing di Plaosan, Tawangmangu, Magetan, Jawa Timur setelah sebelumnya rem mobil dinyatakan tidak berfungsi. Alhasil, tunggangan seharga Rp 3 miliar yang rencananya bakal dijadikan mobil nasional itu mengalami kerusakan cukup parah di bagian depan, mesin dan atap kendaraan.

Atas kejadian tersebut, publik pun semakin bertanya-tanya, apakah mobil seharga miliaran rupiah itu masih layak untuk dijadikan mobil masa depan di Indonesia, jika pada kenyataannya performa kendaraan terbukti belum mumpuni. Ini menjadi kejanggalan pertama atas insiden yang terjadi.

Keresahan yang kedua adalah beberapa situs nasional melansir, electric car itu ternyata belum memiliki sertifikat resmi. Bambang S Ervan, Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, mobil listrik Tucuxi milik Dahlan belum mendapatkan sertifikat uji tipe dari Kemenhub. Umumnya, agar sebuah kendaraan legal bisa digunakan di jalan raya diwajibkan mengantungi sertifikat itu.

Lantas, spekulasi pun berkembang, bahkan banyak kalangan menganggap Tucuxi melanggar aturan lantaran belum memiliki sertifikat uji tipe. Bagaimana dengan wewenang kepolisian dalam mengeluarkan pelat nomor suatu kendaraan? Bambang pun menegaskan, pihak polisi tidak bisa mengeluarkan pelat nomor jika Kemenhub belum mengeluarkan sertifikat uji tipe. Perlu diketahui, Tucuxi Dahlan Iskan selama ini menggunakan pelat hitam bertuliskan inisial Dahlan Iskan saja.

Fakta mengejutkan lainnya yaitu usai kejadian rem blong dan menabrak tebing, bekas Airbag yang mengembang untuk melindungi pengemudi dan penumpang tidak terlihat, yang ada hanya mobil mengalami kerusakan parah.

Sekelas kecelakaan mobil Rasyid Rajasa yang notabene bukan mobil listrik, bekas Airbag tetap terlihat mengembang. Pertanyaannya? Apakah mobil pemilik media massa terbesar di Jawa Timur ini tidak dibekali sistem keselamatan berupa Airbag?

Dengan harga miliaran Rupiah, sudah semestinya fitur keselamatan dan keamanan kendaraan tersedia di atas rata-rata. Selain Seatbelt, rem ABS dan fitur-fitur lainnya, airbag merupakan salah satu 'alat vital' sebuah kendaraan penumpang kelas premium.

Belum tau pasti, apakah memang Tucuxi tidak dibekali airbag atau fitur tersedia, namun bisa jadi pada saat kecelakaan, airbag tidak berfungsi sempurna. Hal ini patut mendapat perhatian khusus bagi sang tuner. Hal lain yang tampak mengkhawatirkan dari segi keselamatan, yakni atap kacanya yang nampak pecah bersepihan saat kecelakaan terjadi. Situasi ini tentu menjadi referensi mengkhawatirkan lain, apakah mobil seharga itu menggunakan material atap kaca yang dapa membahayakan penumpang kendaraan dan orang - orang di sekitarnya.

Informasi lain yang cukup 'menohok' masyarakat adalah pencipta mobil listrik Tucuxi menyatakan tidak bertanggung jawab atas kejadian rem blong yang mengakibatkan sang empu kendaraan mengalami kecelakaan. Danet Suryatama, tuner Tucuxi membuka satu fakta lagi, jika sebelum dilakukan uji coba di jalan raya dari Solo menuju Magetan, tim Dahlan Iskan dari Bengkel Kupu-Kupu Malam, Yogyakarta sempat mengutak-atik mobil pada Sabtu (29/12/2012) dengan alasan untuk penyempurnaan kendaraan.

"Dari seluruh pembongkaran yang dilakukan tanpa seizin dan sepengetahuan tim kami selama ini, kami mengkhawatirkan mobil malah kehilangan performa serta fitur keamanan yang telah dipasang," ujar Danet.

Polemik pun semakin melebar. Danet mengaku, kekhawatiran tim nya tersebut tak hanya berujung pada pengurangan performa kendaraan, tetapi juga lebih kepada peniruan teknologi kendaraan yang bisa saja dilakukan oleh pihak pembongkar, dalam hal ini Bengkel Modifikasi Kupu-Kupu Malam.

"Intinya, karena kami dinyatakan pada saat itu sudah tidak mempunyai akses terhadap kendaraan, dank arena telah terjadinya pembongkaran serta penggantian peralatan mobil, makan kami dari Tim ElektrikCar menyatakan tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi saat ini," tutup Danet.

Kalau sudah main lepas tangan begini, pertanyaan paling krusial adalah jika kelak mobil ini dibeli masyarakat umum, lantas siapa yang akan bertanggung jawab terakit perawatan dan ketersediaan layanan purna jual, mengingat jika pada Sang Menteri saja, produsen menolak bertanggung jawab?

Kalau begini adanya, bagaimana menurutmu, Sob?

Ditulis Oleh : Unknown

Dewa Iendra Sobat sedang membaca artikel tentang 5 Kejanggalan di Balik Insiden Kecelakaan Dahlan Iskan di Ngerong. Dan Sobat boleh mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk menyertakan link dibawah ini sebagai sumbernya

:: Admin Blog::

Baca juga Artikel menarik Lainnya

0 komentar:

Posting Komentar