Froogy Ndut. Diberdayakan oleh Blogger.

Kejayaan dan Keruntuhan Majapahit






Pada waktu kerajaan Majapahit (jatim) runtuh (th.1478), maka berdirilah kerajaan Demak (jateng) dan yang menjadi raja adalah R.Patah putra raja Mojopahit terakhir yang lahir dari istri selir.
Menjelang jatuhnya kerajaan Majapahit keluarga putra putra raja banyak yang keluar istana melarikan diri antara lain R.Gugur melarikan diri kesebelah barat, terus menatap di lereng gunung Lawu dan menjadi petapa di situ bergelar Sunan Lawa. Putra Mojopahit yang melarikan diri merasa tidak senang terhadap sikap R.Patah, karena R.Patah mereka anggap termasuk penyebab jatuhnya kerejaan Mojopahit.

Pangeran Samudra beserta ibunya bernama Raden Ajeng Ontowulan (RA. Kintir ) tidak ikut melarikan diri, mereka berdua diboyong oleh R.Patah ke Demak. Pangeran samudra adalah salah seorang pemuda yang baik hati, cerdas, pedamai dan penuh penuh tanggung jawab. Sifat sifat ini di ketahui oleh R.PAtah dan beliau ingin memanfaatkan adiknnya itu untuk kepentingan kerajaan Demak. Pada suatu P.Samudra dipanggil oleh R.Patah dan diberi penjelasan maksud beliau, yaitu P.Samudra diutus mencari dan menurut saudara saudaranya yang telah melarikan diri dan diketahui dimana mereka bersembunyi untuk disadarkan, mengakui kerajaan Demak dan tidak memusuhinya.

Maksud R.Patah dapat dibenarkan oleh P.Samudra, maka perintahnya diterima dengan senag hati dan segera dilaksanakan sekalipun tugas tersebut sangat berat dan sulit. Dapat dibayangkan mencari orang orang tersebut letaknya dan tidak diketahui dimana mereka berada apalagi perjalanannya harus melewati hutan hutan dan gunung gunung.

Setelah mendapatkan petunjuk dari R.Patah dan restu dari ibunya berangkatlah P.Samudra dengan diikuti oleh 2 orang abdi (pengikut) yang setia. Dalam melakukan tugas yang berat tetapi mulia itu rintangan rintangan, kesukaran kesukaran dan lain lainnya ternyata sering di jumpai. Ia mencari informasi melakukan penyelidikan dan sebainya, ia sering kepayahan, tidur ditengah hutan, mondok dirumah penduduk tempat kejadian kejadian yang ada sangkut pautnya. Dari usaha Pangeran Samudra oleh penduduk diberi nama yang sesuai dengan peristiwa tersebut dapat dikenal hingga sekarang.
Misalnya Punden Pondok (tempat P.Samudra modok) punden Salahan (tempat penyebab membuat kesalahan) Bogorame dan lain lainnya. Usaha P.Samudra tersebut berjalan hingga bertahun tahun. Berkat sifat sifat yang dimiliki oleh P.Samudra sebagai mana diterangkan dimuka tugas yang berat itu dilaksanakan dan berhasil gemilang, sekalipun kerabat kerabat/saudara saudara satu sama lain bersembunyi diberbagai tempat yang saling berjauhan dapat ia temukan, dapat disadarkan dan didamaikan, kerabat saudaranya mau menyadari, merka mengakui kerajaan Demak dan R.Patah sebagai Rajanya. Usaha P.Samudra untuk perdamaian dan ketentraman hasinya betul betul dapat dirasakan oleh kerajaan Demak.

Kerabat/saudara saudaranya yang dapat ditemui dan menjadi sadar antara lain R.Gugur (Sunan Lawau) dilereng gunung lawu, Bantoro Katong (Adipati Panorogo) dan Adipati Madiun, setelah usahanya dirasa berhasil dan sudah bertahun tahun meninggalkan kerabat/ibunya di Demak. P.Samudra bermaksud kembali ke Demak untuk melaporkan kepada kakaknya (R.Patah) terus menghadap ibunya yang ia hormati dan disayangi. Dalam perjalanan kembali ke Demak karena sebelumnya telah penuh kepayahan dan penderitaan ia jatuh sakit.

Ketika ia beserta pengikutnya di dukuh Barong sakitnya menjadi parah dan tidak mampu melanjutkan untuk menjadi ke Demak., ia kemudian mondok di dukuh tersebut dan dua pengikutnya di perintahkan meneruskan perjalanan ke Demak untuk melaporkan hasil tugasnya dan sakit yang dideritanya kepada R.PAtah beserta ibunya P.Samudra yang ditingglkan didukuh Barong dan dirawat oleh penduduk setempat ternyata sakitnya makin parah, akhirnya P. Samudra merasa bahwa ajalnya telah tiba , ia berpesan kepada penduduk setempat , kalu ia meninggal supaya dimakamkan di puncak Gunung Kemukus disebelah barat dukuh Barong. Pada suatu saat sakitnya makin parah badanya makin lemah dan meniggal ia. Sesudah dengan pesannya jenazah akan dimakamkan dipuncak Gunung Kemukus. Liang sudah dibuat, jenazah sudah dimandikan disendang tinggal palaksanaan penguburan. Sebelum kisah diatas dilanjutkan baiklah dikisahkan perjalanan kedua pengikutnya P. Samudra yang diutus tersebut dating di Demak mereka terus menangkap raja (R. Patah) dan R.A Retno Ontrowulan untuk melaporkan hasil tugas yang dilaksanakan oleh P. Samudra dan keadaan sakitnya.

Karena RA. Retno Ontrowulan telah bertahun tahun tidak bertemu dengan putranya satu satunya (P.Samudra) dan mendapat laporan bahwa putranya sakit keras ditempat jauh dan sendirian maka begitu mendapat laporan dari pengikut P.Samudra, dengan senang hati yang hancur berangkatlah bersama sama dengan kedua pengikut ke dukuh Barong. Dengan harapan segera bertemu dengan putranya seterusnya putra nya sembuh dan kembali ke Demak. Ketika tentang putranya meninggalnya Pangeran Samudra terdengar oleh ibunya tirinya, maka RA.Kintir mohon ijin suaminya akan mencari jenazah putranya. Waktu RA.Kintir sampai didesa sebelah utara Sumberlawang, Langkah seperti tergesa gesa (sumengko : dalam bahasa jawa) dan desa tersebut kemudian diberi nama desa “Sumengko” sampai sekarang termasuk wilayah kelurahan Kacangan. Kemudian R.A. Kintir sampai ditempat salah sebuah desa karena terharu lalu menangis sambil mengentak entakan kakinya, sehingga desa tersebut kemudian diberi nama desa “Nglendro”.

Untuk mencapai bukit kemukus harus menyebrangi sungai dan jenazah berliku liku desa tersebut kemudia dinamakan desa “ Kedung Nguter” setelah menyebrangi, akhirnya R.A. Kintir sampai ditempat jenazah putranya di semayamkan R.A Kintir meratapinya. Tiba tiba terdengar suara gaib yang mengatakan : “Hai, ibuku jika ibu ingin mengikut saya, bersucilah di sungai (kramas) dan tanamlah bunga nagasari yang ada disunggul ibu di dekat makam, agar kelak sesudah tumbuh dapat untuk meneduh kuburan kita. Ternyata setelah R.A. Kintir selesai berkemas, kemudian meninggal jenazahnya dimakamkan dalam satu liang kubur bersama sama dengan jenazah Pangeran Samudra, sesuai dengan permintaannya.

Kedua pengikutnya dengan setia menunggui makam tersebut berniat kelak makam mereka tetap berdampingan dengan P.Samudra. Apabila kita melihat kenyataannya didekat makam P.Samudra terdapat 2 makam, tidak lain adalah kuburan kedua abdi yang setia kepada P.Samudra. Keajaiban menyusul di komplek gunung kemukus tersebut tumbuh pohon pohon lainya yang mengakibatkan tempat tersebut menjadi rindang dan sejuk, berhawa segar dan berpemandangan indah. Oleh penduduk makam tersebut dinamakan Makam “ GUNUNG KEMUKUS ” dan sendangnya diberi nama “ SENDANG ONTROWULAN “.

Ditulis Oleh : Unknown

Dewa Iendra Sobat sedang membaca artikel tentang Kejayaan dan Keruntuhan Majapahit. Dan Sobat boleh mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk menyertakan link dibawah ini sebagai sumbernya

:: Admin Blog::

Baca juga Artikel menarik Lainnya

0 komentar:

Posting Komentar